Lainnya
LensaDaily - Di tengah hiruk-pikuk Kota Medan, olahraga lari telah menjadi salah satu kegiatan yang sangat digandrungi oleh masyarakat.Setiap pagi dan sore hari, kita bisa melihat sekumpulan pelari yang dengan semangat melintasi jalan Diponegoro, tepat di depan kantor gubernur Sumatera Utara.Pemandangan ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kota.Para pelari dari berbagai usia dan latar belakang berkumpul di jalan ini, saling menyemangati dalam setiap langkah mereka. Keriuhan langkah kaki yang serempak seolah-olah menciptakan kebersamaan dan menambah semangat bagi siapa pun yang melintas.Tak hanya pelari, para fotografer olahraga pun standby di pinggir jalan, siap untuk menangkap setiap momen berharga. Dengan lensa kamera yang tajam, mereka mengabadikan ekspresi penuh semangat, dari kebahagiaan para pelari. Foto-foto ini kemudian menjadi memori , menggambarkan semangat dan vitalitas masyarakat Medan.Melalui lari, bukan hanya kebugaran yang didapat, tetapi juga rasa kebersamaan dan solidaritas antar warga. Jalan Diponegoro setiap harinya menjadi saksi bisu dari tekad dan antusiasme masyarakat yang ingin hidup lebih sehat dan aktif. Berlari tidak sekadar olahraga, tetapi sebuah gaya hidup yang menginspirasi banyak orang.
4 hari yang laluLensaDaily - Jaring ikan merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling kuno dan masih digunakan oleh nelayan hingga hari ini. Dikenal dengan berbagai nama di berbagai daerah, jaring ikan telah melewati berbagai generasi dan terus memainkan peran penting dalam kehidupan para nelayan tradisional. Jaring ini terbuat dari bahan-bahan sederhana namun kuat, seperti serat alami atau benang sintetis, yang dirajut sedemikian rupa sehingga membentuk anyaman dengan lubang-lubang kecil. Desain ini memungkinkan jaring untuk menangkap ikan dengan efisien tanpa merusak lingkungan sekitar. Penggunaan jaring ikan sangat bergantung pada keterampilan dan pengalaman nelayan, yang telah diwariskan turun-temurun.Pada pagi yang tenang di pesisir, para nelayan bangun lebih awal, menyiapkan jaring-jaring mereka dengan penuh ketelitian. Mereka melaut dengan perahu kecil, menuju ke tempat-tempat yang sudah dikenal sebagai daerah kaya akan ikan. Saat matahari mulai muncul di ufuk timur, jaring-jaring itu dilemparkan ke laut dengan cara tertentu, mengikuti ritme dan teknik yang telah dikuasai selama bertahun-tahun.Tidak hanya sebagai alat penangkap ikan, jaring ini juga memiliki nilai budaya dan tradisional yang mendalam. Setiap nelayan memiliki cerita tersendiri tentang bagaimana mereka belajar menggunakan jaring ini dari orang tua atau kakek mereka. Di beberapa daerah, bahkan ada ritual khusus yang dilakukan sebelum menggunakan jaring, sebagai bentuk penghormatan kepada laut dan alam.Keberlanjutan penggunaan jaring ikan tradisional ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara teknologi modern dan kearifan lokal. Di tengah gempuran alat-alat penangkap ikan yang lebih canggih, jaring ikan tetap menjadi simbol ketekunan dan adaptasi manusia terhadap alam. Bagi banyak nelayan, jaring ikan bukan hanya sekadar alat, tetapi juga bagian dari identitas dan kehidupan mereka sehari-hari.
11 Januari 2025LensaDaily - Pagi itu, suasana Kota Binjai dipenuhi semangat dan antusiasme. Sebanyak 50 pesepeda dari Petisah Bersepeda Club (PBC) berkumpul di titik awal, siap untuk memulai perjalanan mereka menuju Sungai Landak di Bukit Lawang. Dengan sepeda yang sudah dipersiapkan dan semangat , kami memulai gowes tepat pukul 6 pagi.Perjalanan ini bukan hanya sekadar bersepeda, tetapi juga sebuah petualangan yang penuh dengan keindahan alam dan kebersamaan. Rute yang kami tempuh dengan melewati berbagai pemandangan indah, dari hamparan sawah hijau hingga hutan yang rimbun. Setiap kayuhan pedal membawa kami lebih dekat ke tujuan, dengan semangat yang tak pernah surut.Setelah beberapa jam bersepeda, mereka tiba di Pos 2, Kantor Camat Sirapit. Di sini, kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan menikmati bekal yang dibawa. Suasana penuh canda tawa dan cerita, membuat momen istirahat ini menjadi sangat berkesan. Agha Novrian, ketua PBC, menyampaikan bahwa kegiatan ini telah menjadi rutinitas bulanan yang selalu dinantikan oleh para anggota. “Keindahan Sungai Landak selalu menjadi daya tarik utama dan motivasi bagi kami untuk terus bersepeda,” ujarnya.Dengan semangat yang kembali terisi, kami melanjutkan perjalanan menuju Sungai Landak. Setibanya di sana, kami disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Air sungai yang jernih mengalir di antara bebatuan, dikelilingi oleh hutan tropis yang asri. Tempat ini benar-benar menjadi penutup yang sempurna untuk perjalanan kami.Kegiatan gowes ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang menikmati keindahan alam dan mempererat kebersamaan. Petisah Bersepeda Club telah membuktikan bahwa dengan semangat dan kebersamaan, setiap perjalanan bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
10 Januari 2025